IDENTIFIKASI PRODUK CACAT MENGGUNAKAN METODE SIX SIGMA, FMEA DAN FUZZY AHP PADA UMKM EKO BUBUT

Penulis

  • Anggi Dian Prasetiya Program Studi Teknik Industri, Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa, Indonesia
  • Elly Wuryaningtyas Yunitasari Program Studi Teknik Industri, Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa, Indonesia
  • Syamsul Ma'arif Program Studi Teknik Industri, Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa, Indonesia

Kata Kunci:

quality control, six sigma, FMEA, fuzzy AHP

Abstrak

UMKM Eko Bubut merupakan perusahaan yang memproduksi kerajinan kayu seperti peralatan makan. Dalam proses produksi UMKM Eko Bubut memiliki cacat produksi seperti cacat pecah, berlubang, pecah dan berbubuk. Dengan adanya cacat yang dihasilkan, perlu dilakukan perbaikan kualitas agar cacat menjadi 0%. Tujuan penelitian ini melakukan pengendalian kualitas dengan mengetahui nilai sigma, mengetahui penyebab cacat dan melakukan usulan perbaikan. Metode yang digunakan adalah Six Sigma, Failure Mode and Effect Analysis (FMEA), dan Fuzzy Analytic Hierarchy Process (F-AHP). Six Sigma digunakan untuk mengetahui tingkat sigma dari proses produksi dan menentukan faktor-faktor yang terjadi pada terjadinya cacat pada tahap Analyze pada Six Sigma. FMEA digunakan untuk menganalisis, mengidentifikasi, dan menghilangkan cacat dan, Fuzzy AHP digunakan untuk menimbang prioritas perbaikan dari cacat tertinggi hasil RPN FMEA. Dari hasil perhitungan, diperoleh rata-rata Sigma perbulan sebesar 3.63 yang diartikan bahwa tingkat kualitas dan efisiensi produksi UMKM Eko Bubut hanya cukup untuk industri di Indonesia. Kemungkinan terjadinya cacat 197.300 peluang kegagalan dalam satu juta produksi. Dari pengolahan data dilakukan pada tahapan DMAIC, ditemukan bahwa faktor terjadinya cacat adalah tidak adanya fasilitas penyimpanan bahan baku yang baik, pemilihan bahan baku yang kurang baik, tidak adanya perawatan mesin yang rutin dan tidak adanya pengawasan terhadap pekerja dan tidak adanya SOP. Hasil dari pengolahan F-AHP, didapatkan perbaikan cacat RPN tertinggi berdasarkan nilai prioritas perbaikan dari ranking tertinggi hingga terendah antara lain pembuatan fasilitas penyimpanan bahan baku dengan baik, penggunaan jenis bahan baku berkualitas, melakukan maintenance rutin terhadap mesin bubut dan  melakukan pengawasan terhadap pekerja bagian pembubutan dan membuat SOP.

Referensi

W. G. Prasetyo, dkk, “MCDM Approach for Evaluating Salespeople in Traditional Markets: a Case Study in an Indonesian Grocery Store” Jurnal Ilmiah Teknik Industri, vol. 8, pp. 144-151, January 2024.

V. R. B. Kurniawan, T. Yulianti, and F. H. Puspitasari, “Employee Performance Evaluation in an Indonesian Metal Casting Manufacturer using an Integrated MCDM Approach,” Jurnal Teknik Industri, vol. 11, pp. 93-99, July 2021.

V. R. B. Kurniawan, T. Yulianti, and F. H. Puspitasari, “Fuzzy AHP-DEMATEL Methods to Investigate Passengers’ Decision Factors On Using Public City Bus In An Indonesian Region,” OPSI, vol. 14, pp. 10-20, June 2021.

Diterbitkan

2024-05-17