PENERAPAN METODE SIX SIGMA DAN FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS (FMEA) PADA PENGENDALIAN KUALITAS BAHAN BAKU BAMBU UNTUK PRODUKSI PANEL BAMBU DI CV PANELINDO

Penulis

  • Muchlis Adi Saputra Program Studi Teknik Industri, Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa, Indonesia

Kata Kunci:

pengendalian kualitas, six sigma, diagram fishbone, failure mode and effect analysis

Abstrak

CV Panelindo adalah perusahaan yang memproduksi berbagai dekorasi indoor dengan bahan baku bambu, serat pisang, enceng gondok, lamun, dan bahan lainnya. Pada saat proses produksinya, khususnya pada produk furniture dari bahan baku bambu, sering terjadi cacat atau kerusakan pada bambu tersebut, baik sebelum diproduksi maupun setelah produksi jadi, sehingga produk furniture tersebut perlu diproses ulang. Pada penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bahan bambu yang digunakan untuk produksi furniture mencapai batas maksimal atau di bawah batas maksimal. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Six Sigma dan Failure Mode and Effect Analysis (FMEA). Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa nilai sigma yang dihasilkan CV Panelindo adalah sebesar 3,44 yang mana nilai tersebut belum mencapai nilai sigma yang optimal yaitu sebesar 6 sigma. Diagram fishbone menunjukkan terdapat beberapa faktor penyebab cacat yaitu faktor manusia, faktor metode, faktor material, dan faktor lingkungan. Pada analisis dengan metode Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) pada perhitungan Risk priority Number (RPN) menunjukkan bahwa terdapat beberapa mode kegagalan pada setiap jenis cacat yang memiliki nilai RPN tertinggi. Pada jenis cacat pecah yaitu pada mode kegagalan kesalahan pada saat penyortiran bahan baku dengan nilai RPN sebesar 192,1. Pada cacat retak, nilai RPN yang tertinggi adalah pada faktor material, yaitu pada mode kegagalan pekerja pada saat memotong bambu terlalu di pinggir dekat dengan ruas bambu, dengan nilai RPN sebesar 70,0. Pada cacat bengkok, nilai RPN tertinggi adalah pada mode kegagalan kesalahan pada saat penyortiran bahan baku dengan nilai RPN sebesar 140,0.

Referensi

A. Y. Setiawan, J. Susetyo, and R. A. Simanjuntak, “Pengendalian Kualitas Produk Menggunakan Metode Six Sigma dan Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) pada PT. Papertech Indonesia Unit II Magelang,” Jurnal REKAVASI, Vol. 9, No. 1, May 2021.

S. Prawirosentono, Filosofi baru tentang mutu terpadu, Edisi 2, Bumi Aksara, Jakarta, 2007.

N. K. Ningrat, and M. Y. D. Yatma, “Analisis Produk Bakul Guna Meminimalisir Kecacatan Menggunakan Metode Quality Control Circle (QCC) Pada IKM Anyaman Bambu Gunung Tajem di Salem Brebes Jawa Tengah,” Jurnal Industrial Galuh, vol. 4, no. 1, pp. 31-38, 2022.

H. S. D. Putri, “Analisis Pengendalian Kualitas Produk Sarung Tangan Golf dengan Metode Six Sigma dalam Upaya Mengurangi Kecacatan Produk (Studi Kasus di PT. Adi Satria Abadi, Yogyakarta),” Jurnal Infokar, vol. 1, no. 2, 2019.

R. F. L. Sniky, N. Budiharti, T. Priyasmanu, “Pengendalian Kualitas Produk pada Industri Kerajinan Gerabah Menggunakan Metode Quality Function Deployment (QFD) (Studi Kasus pada Sentra Kerajinan Gerabah Desa Pagelaran, Kec. Pagelaran, Kab, Malang). Jurnal Valtech, vol. 4, no. 2, pp. 113-119, 2021.

V. Gaspersz, Pedoman Implementasi Program Six Sigma Terintegrasi dengan ISO 9001: 2000, MBNQA, dan HACCP, 2002.

A. Muhaemin, “Analisis Pengendalian Kualitas Produk dengan Metode Six Sigma pada Harian Tribun Timur,” Doctoral Dissertation, Universitas Hasauddin, 2012.

D. H. Stamatis, Failure Mode and Effect Analysis. Quality Press, 2003.

G. A. Ghivaris, K. Soemadi, and A. Desrianty, “Usulan Perbaikan Kualitas Proses Produksi Rudder Tiller di PT. Pindad Bandung Menggunakan FMEA dan FTA,” vol. 03, no. 04, 2015.

H. Hasrul, M. J. Shofa, H. Winarno, “Analisa Kinerja Mesin Roughing Stand dengan Menggunakan Metode Overall Equipment Effectiveness (OEE) dan Failure Mode and Effect Analysis (FMEA),” J. INTECH Tek. Ind. Univ. Serang Raya, vol. 3, no. 2, pp. 55-60, 2017.

Diterbitkan

2024-05-20