PERBANDINGAN BEBAN LENTUR BALOK KAYU PINUS UTUH DAN BALOK KAYU PINUS LAMINASI

Penulis

  • Zainul Faizien Haza Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa, Indonesia
  • Dimas Langga Chandra Galuh Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa, Indonesia
  • Nur Awaludin Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa, Indonesia

Kata Kunci:

kayu pinus, laminasi mekanis, pasak kayu

Abstrak

Sebagian besar masyarakat Indonesia masih menggunakan kayu sebagai bahan bangunan. Sebagian besar digunakan untuk jembatan, dermaga, dan bangunan lainnya, sementara yang lain digunakan untuk rumah atau gedung. Penggunaan kayu sebagai bahan bangunan memiliki banyak keuntungan dibandingkan dengan bahan lain. Ini karena kayu dapat dipotong, disambung, dan dikerjakan dengan peralatan sederhana, relatif kuat meskipun lebih ringan, cukup awet, dan memiliki tampilan yang indah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui alat sambung pasak kayu terhadap kuat lentur laminasi mekanis balok kayu pinus, untuk membandingkan kuat lentur kayu laminasi mekanis balok kayu pinus dengan balok kayu utuh pinus dan untuk mengetahui jenis keruntuhan yang terjadi pada balok utuh dan balok laminasi balok kayu pinus. Laminasi adalah penyatuan beberapa lapis kayu dengan lem pada kedua sisinya kemudian diberi tekanan. Metode yang diterapkan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen, yaitu penelitian yang bertujuan untuk menyelidiki hubungan sebab akibat antara satu sama lain dan membandingkan hasilnya. Pengujian yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi pengujian sifat-sifat kayu, mekanika balok, dan kuat shear connector. Berdasarkan hasil yang didapatkan dari  penelitian ini dapat disimpulkan bahwa balok  yang bagus adalah balok utuh dengan beban maksimal 638,64 Kgf. Dikarenakan balok utuh merupakan balok yang kuat dan padat, sedangkan balok laminas merupakan balok sambungan yang pada saat diuji mudah patah dibandingkan dengan balok utuh, balok laminasi hanya mendapat beban maksimal 381,36 Kgf. Hal ini disebabkan karena kurangnya kekutan pasak sebagai penyambung dan masa jenis kepadatan balok laminasi lebih rendah dibandingkan dengan balok utuh, kepadatan dan masa jenis sangat berpengaruh terhadap kuat lentur suatu balok.

Diterbitkan

2024-05-22