Pengembangan penyedap bubuk daun sengkubak (Pycnarrhena cauliflora Diels.) sebagai upaya pemberdayaan masyarakat di wilayah perbatasan Indonesia

Authors

  • Angga Tritisari Politeknik Negeri Sambas
  • Andi Maryam Politeknik Negeri Sambas

DOI:

https://doi.org/10.30738/snhppkm.v1i1.503

Keywords:

Daun Sengkubak, , Penyedap Bubuk, Formulasi

Abstract

Daun sengkubak (Pycnarrhena cauliflora Diels.) salah satu tumbuhan berasal dari Kalimantan Barat yang dapat digunakan sebagai pengganti MSG atau mecin. Pembuatan sengkubak bubuk sebagai bumbu masakan tidak dapat dibuat dari hanya satu jenis rempah-rempah karena akan sangat sulit mencapai flavor yang stabil. Pada penelitian ini bubuk daun sengkubak dan bubuk sari daun sengkubak di tambahkan garam dengan perbandingan 100%, 75% : 25%, 50% : 50% dan 25% : 75% (Bubuk daun sengkubak : garam) dan 100%, 75% : 25%, 50% : 50% dan 25% : 75% (Bubuk sari daun sengkubak: garam). Sehingga diperoleh 8 formulasi yang selanjutnya dilakukan pengamatan fisik dan pengamatan kimia (Kadar air, kadar abu dan kadar protein). Dari hasil uji yang diperoleh dengan penambahan garam pada pembuatan penyedap bubuk daun sengkubak terdapat perbedaan dari setiap formulasi. Berdasarkan syarat mutu SNI 01-4273-1996 tentang syarat mutu bumbu penyedap rasa, kadar air pada semua formulasi telah memenuhi kriteria mutu maksimal 4%. Kadar protein formulasi 100% mencapai 9,2919% dan 9,3303%, formulasi 75%:25% mendekati syarat mutu sebesar minimal 7% yaitu 6,5316% dan 6,4176% dan formulasi 50% sari daun sengkubak : 50% garam sebesar 6,1356%.

 

ABSTRACT

Sengkubak leaf (Pycnarrhena cauliflora Diels.) is a plant originating from West Kalimantan which can be used as a substitute for MSG or mecin. Making sengkubak powder as a cooking spice cannot be made from just one type of spice because it will be very difficult to achieve a stable flavor. In this study, sengkubak leaf powder and sengkubak leaf extract were added with salt in a ratio of 100%, 75%: 25%, 50%: 50% and 25%: 75% (sengkubak leaf powder: salt) and 100%, 75%: 25%, 50%: 50% and 25%: 75% (sengkubak leaf pollen: salt). So that obtained 8 formulations which were then carried out by physical observations and chemical observations (moisture content, ash content and protein content). From the test results obtained by adding salt to the manufacture of sengkubak leaf powder, there are differences in each formulation. Based on the quality requirements of SNI 01-4273-1996 regarding the quality requirements of flavoring seasonings, the water content in all formulations has met the maximum quality criteria of 4%. The protein content of the 100% formulation reached 9.2919% and 9.3303%, the 75%:25% formulation approached the minimum quality requirements of 7%, namely 6.5316% and 6.4176% and the 50% formulation sengkubak leaf extract: 50% salt by 6.1356%.

References

Ardiningsih, P. (2009). Eksplorasi dan karakteristik daun sengkubak yang dikenal dengan vetsin kampung oleh masyarakat Dayak di Kabupaten Sanggau sebagai Natural Flavor. Universitas Tanjung Pura.

Badan Standarisasi Nasional. (1992). SNI 01-2891-1992 Cara uji makanan dan minuman.

Badan Standarisasi Nasional. (1996). SNI 01-4273-1996 tentang syarat mutu bumbu penyedap rasa.

Deglas, W., & Yosefa, F. (2020). Pengujian kadar yodium, nacl dan kadar air pada dua merek garam konsumsi. Jurnal Pertanian dan Pangan. Vol 2 No. 1 Maret 2020. e-ISSN 2656-7709.

Kumar, K., Singh, J., Chandra, S., & Samsher. (2017). Formulation of whet based pinnapple herbal and its storage conditions. Chemical Science Review and Letters, 6(21), 198-203.

Masriani, Mustofa, Jumina, Sunarti, & Enawaty, E. (2014). Cytotoxic and pro-apotic activities of crude alkaloid from root of sengkubak (Pycnarrhena cauliflora (Miers) Diels) in human breast cancer T47D cell line. Scholar Academic Journal of Bioscience, 2(5), 336-340.

Nailil, A, A., Dwi, U. S. & Husna, N. (2016). Analisis data kualitatif dan kuantitatif. fakultas sains dan teknologi. Universitas Islam Negeri Walisongo. Semarang.

Niaz, K., Zaplatic, E., & Spoor, J. (2018). Extensive use of monosodium glutamate: A threat to public health? EXCLI Journal, 17, 273–278.

Normilawati., Fadlilaturahmah., Hadi, S., & Normaidah. (2019). Penetapan kadar air dan kadar protein pada biskuit yang beredar di Pasar Banjar Baru. CERATA Jurnal Ilmu Farmasi. Vol. 10 No. 2.

Pangestuti, E, K., & Darmawan, P. (2021). Analisis kadar abu dalam tepung terigu dengan metode gravimetri. Jurnal Kimia dan Rekayasa. 2 (1).

Supartono, W., Sukartiko, A. C., Yuliando, H., & Kristanti, N. E. (2015). Possibility of some indigenous spices as flavor agent of green tea. Agriculture and Agricultural Sciece Procedia, 3, 62-66.

Downloads

Published

2022-12-05

Issue

Section

Volume 1 Nomor 1 Tahun 2022